LDII SIDOARJO – Untuk membekali kompetensi para mubaligh-mubalighot, pembimbing, dan konnselor, DPD LDII Kabupaten Sidarjo menggelar Workshop Strategi Membangun 29 Karakter Luhur di Dalam Keluarga Bagi Tenaga Bimbingan dan Konseling (Pembimbing dan Konselor). Dengan pelaksana Bidang BK (Bimbingan dan Konseling) PPG (Penggerak Pembina Generus) wilayah Sidoarjo Tengah, Minggu (25/5/2025).
Kegiatan yang diikuti oleh sekitar 150 orang peserta itu menghadirkan pemateri dosen Fakultas Psikologi Universitas ’45 Surabaya, Hayani, S.Psi, M.Psi. Bertempat di Aula Al Barokah Pondok Sruni, Degangan, Sidoarjo. Dengan peserta para guru mengaji, tenaga bimbingan, dan konselor se-wilayah Sidoarjo Tengah. Juga para guru dan BK PKPPS (Pendidikan Kesetaraan Pondok Pesantren) Mulia Insani dan MA (Madrasah Aliyah) Mulia Insani.
Saat membuka acara, Wakil Ketua PPG Sidoarjo Tengah, Assoc. Prof. Dr. Eng. Ir. H. Mujianto, M.P. mengatakan, kegiatan tersebut merupakan program Bidang BK PPG sebagai penunjang implementasi kurikulum, khususnya bagi para mubaligh-mubalighot, tenaga bimbingan dan konselor. “Memberikan bekal yang baik dan benar untuk mendidik dan membina generasi penerus. Melalui pendidikan agama, pendidikan dunia (pendidikan formal), dan pendidikan karakter,”katanya.
Sementara itu, dalam pengarahannya, perwakilan Wanhat (Dewan Penasihat) DPD LDII Kabupaten Sidoarjo, KH Makhin, S.Pd mengatakan bahwa dalam LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia) secara simultan/berkelanjutan selalu dikembangkan penanaman 29 karakter luhur. Yaitu: akhlakul karimah, alim dan fakih, mandiri, rukun, kompak, kerja sama yang baik, jujur, amanat, mujhid muzhid, bersyukur, mengagungkan, mempersungguh, berdoa, benar, kurup (sesuai), dan janji.
Selain itu, ketika mendapat nikmat bersyukur, ketika mendapat musibah istirja’, ketika mendapat cobaan sabar, ketika salah bertobat, yang kuat membantu yang lemah, yang busa mengajari yang tidak bisa, yang ingat mengingatkan yang lupa, yang salah dinasihati agar mau bertobat, bicara yang baik, jujur dan bisa dipercaya dan mempercayai, sabar dan mau mengalah, tidak merusak sesame (diri, harta, hak asasi, dan kehormatan), saling perhatian dan menjaga perasaan.
“Dalam menanamkan karakter, setelah ketakwaan kepada Allah SWT. Berikutnya adalah baiknya budi pekerti: dengan 29 karakter luhur tersebut. Oleh karena itu, Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu, serta Saudara-Saudara semua yang mendapat amanah di Bidang Bimbingan dan Konseling, supaya benar-benar melaksanakan tupoksi (tugas pokok dan fungsi) masing-masing,”katanya.
Ketua panitia yang juga Koordinator Bidang BK PPG Sidoarjo Tengah, Dra. Hj. Dwi Herry Andayani, MM mengatakan, Workshop Membangun 29 Karakter Luhur di Dalam Keluarga Bagi Tenaga Bimbingan dan Konseling (Pembimbing dan Konselor) tersebut merupakan kelanjutan dari kegiatan sebelumnya. Yaitu: Pelatihan Teknik Dasar Konseling Bagi Tenaga Bimbingan dan Konselor pada bulan Februari 2025.
Pemateri Hayani, S.Psi, M.Psi awalnya mengingatkan kembali tentang 5W+1H (apa, mengapa, siapa, dimana, kapan, dan bagaimana) 29 karakter luhur. Apa saja yang termasuk 29 karakter luhur (apa saja karakter itu), mengapa karakter itu penting, siapa yang paling berperan dalam membangun karakter, kapan dan dimana pendidikan karakter bisa dilakukan, dan bagaimana karakter dapat terbentuk?
Diingatkan tentang fungsi keluarga dalam pembentukan karakter: (1) sebagai teladan/contoh karakter (perilaku anak adalah cerminan perilaku orang tuanya); (2) sebagai fasilitator (faktor pendukung: kelekatan orang tua dan anak, faktor penghambat: penggunaan gawai yang berlebihan); (3) sebagai penguat dengan komunikasi positif (menggunakan kalimat negatif dan kalimat positif).
“Bagaimana strategi membangun karakter luhur anak? Kenali terlebih dahulu karakteristik anak dan tujuan pembelajaran. Untuk memahami kebutuhan, keinginan dan respon anak terhadap lingkungan sekitar mereka. Untuk menyesuaikan pendekatan pengasuhan, pendekatan pembelajaran, gaya komunikasi. Juga, disesuaikan dengan tahap perkembangan anak,”jelasnya.
Menurutnya, tahapan membangun 29 karakter luhur ada beberapa: (1) kenali dan pahami indikator perilaku dari karakter yang akan ditanamkan (bertujuan untuk menentukan cara pembuasaan yang sesuai, menentukan cara berkomunikasi dan merespon anak, untuk melihat perkembangan perilakunya); dan (2) lakukan komunikasi dan apresiasi atau penguatan (bertujuan untuk membantu menumbuhkan motivasi dalam diri anak, menumbuhkan rasa berharga dan percaya diri, memperkuat bonding antara ibu dan anak).
Selanjutnya, Hayani mengajak para peserta untuk role playing. Ada yang berperan sebagai anak, orang tua, guru mengaji, dan pengurus/pembina. Berpraktik pola komunikasi penanaman karakter: mengenali perilakunya, menentukan karakternya, dan memberi apresiasi/penguatan. “Oleh karena itu, pengasuhan adalah investasi penting untuk generasi mendatang. Setiap kata dan tindakan dalam pengasuhan adalah benuh yang tertanam. Selanjutnya akan tumbuh menjadi karakter pada masa mendatang,”katanya.
(KIM DPD LDII Kabupaten Sidoarjo)
Posting Komentar