Kecantikan telah menjadi industri. Wajar saja, wanita kian aktif di berbagai sektor, menuntut mereka kian professional dan tetap tampil indah. Hal itu menjadi pemicu berkembangnya dunia fashion, make up, perawatan kulit, dan dan lainnya. Lalu bagaimana dengan kaum muslimah?

Cantik tak harus berpenampilan menampakkan aurat. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi kaum muslimah, Dan untuk tampil industry fashion telah memberi ruang luas untuk umat Islam. “Makin maju teknologi, makin banyak tren baru, kami ingin segala hal berbau modernitas dan teknologi, jangan sampai itu semua membuat kita lupa esensi hidup ini untuk akhirat dan menjauhkan kita pada Allah,” tutur Hanna Faridl, Editor in Chief Laiqa Magazine.

Fenomena tersebut menjadi fokus perbincangan dalam acara Taklim & Talkshow: “Seberapa Jauh Muslimah Boleh Mempercantik Diri” yang dihelat pada 31 Januari 2015 pukul 10.00 hingga 11.30 WIB. Bertempat di Masjid Zakki Musthofa, Bintaro, acara yang diselenggarakan oleh Laiqa Magazine bekerja sama dengan Dompet Dhuafa dan perusahaan e-commerce Hijup.com ini dihadiri sekitar 60 remaja putri dari PC LDII Ciputat Timur dan masyarakat umum. Acara dibuka dengan pembacaan Alquran oleh Adhi Ari Prabowo dari PC LDII Ciputat Timur, lalu berlanjut materi yang dibawakan oleh Ustad Madroi dari Dompet Dhuafa pada sesi talkshow, mengenai kecantikan dari sudut pandang Islam.

“Cantik fisik itu relatif. Tapi semua orang sepakat bahwa cantik rohani adalah mereka yang memiliki keimanan. Keimanan memiliki angka satu, sedang kelebihan-kelebihan lainnya memiliki angka nol. Seseorang yang memiliki keimanan dan kecantikan fisik, maka nilainya sepuluh. Seseorang yang memiliki kecantikan fisik, bahkan memiliki kekayaan, pangkat, silsilah keluarga yang baik namun tidak memiliki keimanan, maka ia bernilai nol,” tutur Ustad Madroi dalam pengajian tersebut.

Ia menjelaskan keimanan tersebut dilengkapi dengan empat hal, yaitu ketakwaan, rasa malu, kesabaran, dan rasa syukur. Lebih lanjut, terangnya, takwa berarti menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan Allah. Ketakwaan tersebut harus didukung dengan kesabaran agar seseorang dapat selalu konsisten di dalam menjalankan perintah dan menjauhi larangannya. Rasa malu juga mendukung seseorang agar lebih berhati-hati dalam bersikap dan terhindar dari perbuatan maksiat. Sementara rasa syukur menjadi satu hal yang sangat penting agar keimanan di dalam dirinya bertambah.

Ustad Madroi juga menekankan bahwa tampil cantik adalah hak setiap perempuan. Namun jangan sampai kecantikan yang terpancar menimbulkan dosa bagi diri sendiri, apalagi menimbulkan dosa bagi orang lain. Ia mencontohkan beberapa praktik mempercantik diri seperti merajah alias tato, mengubah bentuk bibir dan bagian-bagian tubuh lain, menyambung rambut, pemasangan susuk adalah perbuatan maksiat. Praktik mempercantik diri dengan cara mengubah ciptaan Allah seperti itu merupakan perbuatan yang dilaknat oleh Allah.

Kecantikan fisik, menurutnya, tidak bersifat abadi dan sewaktu-waktu dapat dicabut oleh Allah. Namun seorang wanita tetap dikatakan cantik apabila memiliki akhlak yang baik, serta selalu menetapi syariat agama Islam. Oleh karena itu, selain cantik fisik, seorang muslimah hendaknya memiliki perangai dan perilaku yang baik. Ia mencontohkan beberapa perilaku yang baik seperti makan sambil duduk, menutup mulut saat menguap, tidak membuka mulut lebar-lebar saat makan, dan duduk dengan sopan. Tanpa didukung dengan akhlak yang baik, kecantikan fisik seorang wanita tidak akan ada artinya. “Wajah boleh cantik, busana boleh terlihat bagus, tapi semua tidak ada artinya kalau tindak-tanduk muslimah tidak anggun,” tuturnya.

Ketua Pelaksana Taklim & Talkshow sekaligus Marketing dari Laiqa Magazine Anggraini mengungkapkan rasa terima kasih yang tinggi kepada remaja putri dan pengurus Masjid Zakki Musthofa yang sebagai masjid pertama terselenggaranya Taklim & Talkshow oleh Laiqa Magazine yang rencananya akan dilaksanakan setiap bulan. Ke depan, menurutnya, Laiqa Magazine akan mengadakan acara serupa di masjid-masjid lain di Jakarta dengan tema yang berbeda sekaligus untuk memperkenalkan Laiqa Magazine kepada pembaca baru. “Tema yang kami bahas pada hari ini akan kami bahas juga dalam Laiqa edisi selanjutnya. Jadi acara hari ini merupakan perwujudan Laiqa sehingga kami bisa lebih dekat dengan pembaca Laiqa,” tutupnya. (Nabila/LINES)

Posting Komentar