Foto Ilustrasi Al Buhkori
LDII SIDOARJO - Di dunia Islam, dunia ilmu Hadits, siapa yang tidak mengenal nama ulama bernama Al Bukhori bersama kitab yang dihimpunnya bernama Kitab Sohih Bukhari, ulama se-dunia berikut kitabnya tidak ada yang meragukan kesohihannya.

Kita pelajari kisah ulama yang satu ini, semoga kita bisa mengambil banyak hikmah setelah membacanya.

Sekilas kisah cerita tentang sang ulama Al Bukhari ini adalah di usianya yang masih 2 tahun, Al Bukhari harus menerima kenyataan menjadi anak yatim. Ayahnya meninggal dunia. Sejak itulah, Bukhari diasuh sendirian oleh sang ibunda.

Dua tahun setelah kematian ayahanda, Bukhari kembali ditimpa musibah. Ia terserang penyakit buta permanen. Seluruh penglihatannya hilang. Ibunda sudah membawa Bukhari berobat ke beberapa tempat namun tidak bisa disembuhkan.

Ternyata buta matanya tidak lantas membutakan hati dan pikiran Al Bukhari kecil.

Berkat doa ibundanya, Bukhari diberi anugerah berupa kecerdasan luar biasa di luar kemampuan anak seumurannya. Al Bukhari sanggup mengingat apapun yang dibacakan padanya dan mengulang tanpa salah satu katapun termasuk titik komanya.

Ia pun dimasukkan ke dalam sebuah madrasah. Saat baru datang ke madrasah tersebut, sang guru ketika itu sedang membaca Surat Qof. Begitu gurunya selesai membaca, Al Bukhari kecil mengangkat tangannya memberitahu bahwa dirinya sudah hafal surat Qof yang baru dibacakan tadi. Padahal beberapa temannya termasuk yang sudah dewasa masih kesulitan menghafal bahkan untuk satu ayat.

Gurunya pun meminta Al Bukhari ke depan dan mengulang apa yang dibacakannya tadi. Terperanjatlah sang guru begitu mendengar Al Bukhari membaca ulang surat Qof. Bukan sekedar hafal ayat, Al Bukhari hafal makhraj, sifat hurufnya persis seperti yang dibacakan sang guru.

Pulanglah Al Bukhari ke rumah. Ia menceritakan apa yang dialaminya di madrasah ke sang ibunda. Sang ibunda yang melihat kondisi anaknya yang buta memberikan nasehat.

"Nak, ananda punya keterbatasan. Cukup belajar Quran dulu baru belajar hadist," kata sang ibu.

"Tidak ibu. Saya tetap akan belajar hadist," jawab Al Bukhari.

Bukhari lalu pergi menuju kamarnya sembari meraba-raba. Melihat hal itu, sang ibundanya sedih sampai menangis.

Dengan linangan air mata, Ibunda masuk ke dalam kamar berdoa memohon kepada Allah SWT sampai tertidur. Ibundanya memohon kepada Allah agar Al Bukhari sembuh dari kebutaan.

Saat yang bersamaan, Al Bukhari di dalam kamarnya ternyata sedang membaca surat Qaf.  Begitu yang sang ibunda meminta agar anaknya sembuh dari kebutaan, Al Bukhari sedang membaca surat Qaf ayat 22.

"Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan darimu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam." (Q.S Qaf:22).

Keajaiban terjadi. Seketika Al Bukhari bisa melihat kembali. Girangnya bukan main Al Bukhari. Ia pun berlari keluar dari dalam kamar menghampiri sang ibunda yang tertidur karena kebanyakan berdoa.

Imam Al Bukhari memberitahu sudah bisa melihat. Awalnya ibundanya tak percaya. Imam Al Bukhari pun menyebutkan warna baju sang ibunda dan benda-benda di sekitarnya.

Dari situlah, Imam Bukhari mulai belajar hadist. Demi belajar hadist, Al Bukhari mengunjungi beberapa wilayah sampai ke Arab, Irak, dll.

Perjuangan Al Bukhari tidak mudah. Ia harus berjalan kaki ke daerah-daerah yang ia datangi demi mengambil ilmu hadist.

Hikmah yang dapat kita ambil dari cerita Al Bukhari antara lain, sebagai ulama tidak boleh malas mencari ilmu apapun rintangan atau cobaan yang sedang dihadapinya, selain mencari ilmu tambahan terus, berjuanglah terus untuk tegaknya agama Alloh ini.

Hikmah yang lain, sehebat apapun ulama, selama masih punya orang tua, mintalah support kepada mereka, minimal doa orang tua adalah sangat mustajab (terkabulkan) untuk perjuangan seorang ulama, baik saat mencari atau menyebarkan ilmunya. (RR)

Posting Komentar