LDII SIDOARJO - Pemerintah terus berusaha menekan penyebaran Covid-19, dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2 hingga 4 Jawa-Bali. PPKM tersebut dilaksanakan sebanyak lima kali, sejak awal 3 Juli hingga 23 Agustus 2021. Selain itu, pemerintah mendorong terbentuknya _herd immunity_ atau kekebalan komunal, dengan program vaksinasi massal dengan target 2 juta dosis sehari. 
 
Dua kebijakan tersebut, berandil menurunkan penyebaran Covid-19. Menurut data Satgas Covid-19, pada Minggu (22/8), penambahan kasus harian mencapai 12.408. Bandingkan Juli lalu, kasus Covid-19 bisa mencapai hingga 40.000-50.000 kasus dalam sehari.

LDII di berbagai tingkatan, terus membantu pemerintah menekan angka Covid-19, terutama di sekitar pesantren yang bernaung di bawah LDII, “Kami memiliki setidaknya 200-an lebih pondok pesantren. Di pesantren ini merupakan tempat berkumpulnya ratusan hingga puluhan ribu santri. Belum lagi warga di sekitar, yang menciptakan perputaran ekonomi yang unik,” ujar Ketua Umum DPP LDII, KH. Chriswanto Santoso. 
Pandemi Covid-19 membawa dampak pada pesantren-pesantren tersebut. Para santri rentan terhadap pandemi, karena kehidupannya bersifat komunal. Sementara ketika pesantren-pesantren sepi, roda perekonomian juga berhenti berputar. 

“Kami sejak Mei 2021, mendorong pesantren-pesantren bekerja sama dengan TNI-Polri, Dinas Kesehatan, hingga Puskesmas mengadakan vaksinasi massal,” imbuh Chriswanto. Harapannya, pondok pesantren LDII sebagai penyemaian kebangsaan dan dakwah, bisa terus menjalankan fungsinya menjalankan pembinaan umat sekaligus meningkatkan kesejahteraan warga di sekitar pondok pesantren. 

Kegiatan vaksinasi massal bekerja sama dengan berbagai pihak, menurut KH.Chriswanto Santoso adalah permintaan Presiden Jokowi pada awal Maret lalu. Untuk itu, pihaknya segera berkonsolidasi dengan para pimpinan DPW dan DPD LDII di seluruh Indonesia untuk menghelat vaksinasi massal, yang dipusatkan di sekitar pesantren. 

Dukungan terhadap LDII, yang mengadakan vaksinasi massal berbasis pesantren didukung banyak pihak, di antaranya Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Saat mengunjungi kegiatan vaksinasi massal di Aula Ponpes Sabilurrosyidin Annur, Gayungan, Surabaya, Sabtu (21/8), ia mengatakan LDII jadi pionir vaksinasi berbasis pesantren. 

“Vaksinasi massal yang berbasis pesantren, seperti yang dilakukan LDII ini kategorinya _assabiqunal awwalun_,” kata Khofifah. Artinya, LDII menjadi pelopor kegiatan vaksinasi yang fokus pada masyarakat di pesantren dan sekitarnya. Perlu diketahui, pesantren-pesantren di Jawa Timur, menurut Khofifah memberi sumbangan perekonomian yang besar bagi warga di sekitarnya. 

Pemprov Jawa Timur, menurut Khofifah mendukung dan mempersilakan LDII untuk melaksanakan vaksinasi dosis kedua, “Segala yang baik bagi kemaslahatan masyarakat, bisa dilaksanakan bersama antara ormas dengan pemerintah,” pungkas Khofifah Indar Parawansa. 

Selain Khofifah, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo, hingga Menkes Budi Gunadi Sadikin memuji LDII, dalam melaksanakan vaksinasi massal. Mereka memuji fasilitas yang diberikan LDII dan pondok-pondok pesantren tersebut. Selain itu, pelaksanaan vaksinasi berjalan tertib dan tidak ada kerumunan, karena menggunakan sistem antrean yang baik.

Sementara itu, Ketua DPD LDII Kabupaten Sidoarjo, H. Mohammad Fauzan, S.Pd mengatakan, pihaknya menyambut baik kerjasama antara LDII dengan pemerintah dalam vaksinasi Covid-19.

"Sinergi LDII dengan pemerintah ini sudah diwujudkan, mulai dari DPP, DPW, hingga DPD, yang didukung oleh PC dan PAC LDII,"katanya.

Menurutnya, di Sidoarjo juga sudah terlaksana hasil kerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo.

Yakni: vaksinasi dosis 1 dan 2 untuk umum di Ponpes Al Barokah Sruni, vaksinasi dosis 1 untuk santri di Ponpes Al Barokah Sruni, dan vaksinasi dosis 1 untuk umum di Ponpes Mihtachul Ulum Sungon.
 *_(KIM DPD LDII Kab. Sidoarjo)_*

Posting Komentar