LDII SIDOARJO – DPD LDII (Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Dakwah Islam Indonesia) Kabupaten Sidoarjo menyelenggarakan Pengajian Sarimbit di Gedung Aula Al Barokah Pondok Sruni, Gedangan, Sidoarjo, Sabtu malam (15/11/2025). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keharmonisan dan keromantisan pasangan suami-istri. Dengan pelaksana Bidang BK PPG Sidoarjo Tengah.
Pengajian Sarimbit yang bertema “Sehidup Sesurga” ini menghadirkan narasumber pasangan suami-istri: dr. Rio Azadi, Sp.PD dan Sovia Sahid, M.Psi, Psikolog dari Surabaya. Dihadiri oleh Dewan Penasihat dan para pengurus DPD LDII Kabupaten Sidoarjo, pengurus PPG Sidoarjo Tengah, dan para peserta pasangan suami-istri dari perwakilan PAC LDII dan PC LDII se-Korda II (Wilayah Tengah) LDII Kabupaten Sidoarjo.
Dewan Penasihat DPD LDII Kabupaten Sidoarjo, KH Makhin, S.Pd mengatakan, kegiatan Pengajian Sarimbit ini sebagai edukasi kepada pasangan suami-isri untuk bisa saling memahami anatara hak dan kewajiban dalam rumah tangga.
Dengan demikian, jika sudah ada bekal pengetahuan dan pemahaman, maka akan busa saling memahami, saling mengerti, dan saling menerima dengan baik.
“Dalam dunia ini, tidak ada manusia yang sempurna. Demikian pula dengan seorang laki-laki dan seorang perempuan yang sudah menikah menjadi pasangan suami-istri. Mempertimbangkan hal tersebut, pasangan suami-istri harus bisa menerima kekurangan dan kelebihan pasangannya masing-masing. Jangan karena masalah sepele, akhirnya berantem, dan terjadi perceraian,”jelasnya.
Menurutnya, jika pasangan suami-istri menikah dengan niat beribadah dalam rangka melaksanakan perintah Allah dan Rasul, dalam menjaga agamanya, maka insya Allah rumah tangganya akan sakinah, mawaddah, warohmah, dan barokah. Oleh karena itu agama menjadi landasan penting dalam sebuah pernikahan.
Ketua panitia Pengajian Sarimbit yang juga Koordinator Bidang BK PPG Sidoarjo Tengah, Dra. Hj. Dwi Herry Andayani, MM mengatakan, puluhan pasangan suami-istri yang menjadi peserta kegiatan tersebut adalah pasangan suami-istri yang usia pernikahannya 1 – 5 tahun. Sebab pada usia pernikahan tersebut, sebuah rumah tangga kemungkinan masih belum stabil ketika mendapat cobaan.
Sementara itu, duet narasumber dr. Rio Azadi, Sp.PD dan Sovia Sahid, M.Psi, Psikolog membuka materi dengan mengajak para peserta untuk berpose dan beryel-yel “Kita Bikin Romantis” . Sontak, puluhan pasangan suami-istri yang menjadi peserta pun menirukan apa-apa yang diucapkan dan dilakukan oleh kedua narasumber.
Ada di antara peserta yang masih ragu-ragu dan malu untuk melakukan pose romantis tersebut. Apalagi dilakukan bersama-sama dalam gedung aula dan di sekelilingnya terdapat peserta lain dan sebagian anak-anak mereka. Namun, akhirnya suasana menjadi cair, dan para peserta pun bisa tersenyum dan tertawa bersama pasangan masing-masing.
Adapun materinya mencakup 3 seri. Seri 1-Harmonisasi : pernikahan sesuai Al Quran dan Al Hadist (tujuan menikah, kewajiban suami-istri); penyesuaian diri dalam pernikahan (fase pernikahan, perbedaan karakter); harmonis dan romantis dengan bahasa cinta; Seri 2-Komunikasi: manajemen emosi, komunikasi positif (gaya komunikasi, mendengar aktif, asertif), mengelola konflik (memilah masalah, negosiasi, evaluasi); Seri 3-Keluarga Berfungsi: keluarga berfungsi dan keluarga disfungsi, manajemen rumah tangga, menjadi orang tua sholih untuk anak (positif parenting).
Menurut kedua narasumber, bagaimana mewujudkan ketenangan rumah tangga dengan saling memenuhi kewajiban suami-istri. Oleh karena itu, para peserta harus memahami kewajiban suami-istri). Ketika menikah tujuannya untuk mencari surga, maka segala usaha yang dilakukan dalam membina pernikahan menjadi amal sholih yang berpahala.
“Mencari bahagia dalam pernikahan itu boleh. Tetapi ada yang lebih penting: mencari pahala dalam pernikahan. Jadi ketika tidak bahagia dalam pernikahan, paling tidak pernikahan tetap bisa lanjut, karena masih bisa mencari pahala di dalamnya,. Adapun adaptasi pernikahan: fase bulan madu, fase kekecewaan, fase kesadaran, fase perubahan, dan fase cinta sejati,”kata dr. Rio Azadi.
Disebutkan, untuk bisa harmonis dan romantis, pasangan suami-istri harus bisa menyikapi perbedaan. Di antaranya adalah dengan bahasa cina, kata-kata pendukung, waktu bersama, pelayanan, dan menerima hadiah.
Kegiatan yang menarik disimak adalah saat sesi refleksi. Para peserta tidak saja saling memandang, saling memperhatian, saling bergandengan, saling berpelukan, saling mengusap, saling menyayang, serta saling mencium. Namun, saling mawas diri (instrospeksi) akan kekurangan masing-masing dan saling bersyukur serta berterima kasih atas kebaikan-kebaikan yang pernah diberikan oleh pasangannya. Pada sesi ini, sebagian peserta meneteskan air mata. Di antaranya ada yang menangis karena terbawa suasana.
(KIM DPD LDII Kabupaten Sidoarjo)



Posting Komentar